Bandros Riwayatmu Kini

Juli 21, 2014
Bandros/Kue Pancong
Bandros, ya begitulah orang sunda mengenalnya. Berbentuk setengah lingkaran yang terbuat tepung beras, santan, parutan kelapa dan garam ini amat sangat nikmat jika disajikan selagi hangat di temani dengan segelas teh hangat ataupun segelas kopi hitam, sungguh pas untuk menemani sore hari anda.

Sayangnya tidak jelas darimana asal-usul panganan nikmat nan gurih ini berasal, serta tidak jelas juga bagaimana asal muasal panganan ini tercipta. Bandros sendiri di beberapa daerah di Indonesia memiliki berbagai macam sebutan, seperti di Jakarta panganan in dikenal dengan sebutan kue pancong, di daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama kue Gandos, kue Rangin di Surabaya, Tratak Jaran di Bojonegoro dan kue Daluman di Bali. 

Pelacur vs Koruptor

Juli 19, 2014
sumber foto : jurnal berita.com
Dalam persepsi umum pelacur identikdengan sosok perempuan yang menjual kehormatan diri dan tubuhnya demiuang. Dalam keseharian masyarakat umum memberikan penilaian bahwa pelacur dianggap sebagai manusia kotor dan najis, bahkan mereka dianggap tidak lagi memiliki kehormatan diri sebagai manusia.Pandangan diatas memberi penilaian bagi para PSK sebagai pelacur sangat relatif nilai kebenarannya, karena tergantung siapa yang menilai dan seperti apa pemahaman sang penilainya. Bila meninjau darisisi etimologi bahasa, kata lacur diartikan sebagai perbuatan tidak baik, sehingga pelacur berarti seseorang yang melakukan perbuatan tidak baik dan tidak terpuji.

Dengan pengertian ini, setiap orang yang berbuat tidak baik atau bertentangan dengan norma masyarakat kiranya pantas disebut pelacur, tidak kecuali siapapun.

Gunung dan Filosofi Hidup

Juli 16, 2014
gambar dari krjogja.com
Sebagai orang yang senang dengan kegiatan-kegiatan alam terbuka, khususnya mendaki gunung, tidak pernah sama sekali terpikirkan untuk membuat suatu tulisan tentang kegiatan mendaki gunung dan mengaitkannya dengan filisofi dalam kehidupan. Baru kemarin pada tanggal 13-14 Agustus 2013 pada saat mendaki ke Papandayan sedikit terlintas kaitannya antara mendaki gunung dengan filosofi kehidupan, dan saya putuskan untuk dituangkan pada sebuah tulisan. Entah benar atau tidak tentang apa yang saya tulis ini, tapi ini benar-benar hasil pemikiran saya sendiri, karena saya bukanlah mahasiswa filsafat, tapi cukup menggemari buku-buku filsafat yang menurut saya itu "keren" dan kadang-kadang memusingkan,  jadi mungkin tulisan ini tidaklah begitu penting dan tidak jelas juga apa kaitanya..

Bagi sebagian orang kegiatan mendaki gunung ini bukanlah sesuatu hal yang menyenangkan, bahkan saya akui sendiri kalau kegiatan ini sangat amat melelahkan dan sangat menguras energi.

REVOLUSI BELUM SELESAI DAN BAHAYA BELAJAR DEMOKRASI

Juli 14, 2014
gambar dari news.metrotv.com
Revolusi belum selesai !Begitulah salah satu pekikan Bung Karno dalam salah satu pidatonya. Bung Karno menganggap Revolusi Indonesia belumlah selesai karena masih banyak sektor yang masih harus dibenahi, baik dari politik, sosial maupun ekonomi. Anggapan ini pulalah yang mengakibatkan perceraian antara Soekarno dan Hatta. 

Revolusi adalah salah satu perubahan radikal dan fundamental dalam kehidupan masyarakat secara cepat. Pada umumnya revolusi sering ditandai dengan penggulingan kekuasaan dan diiringi aksi berdarah-darah yang timbul akibat konflik antara kekuatan bertahan dan kekuatan menjatuhkan. Sebagai contoh dapat dilihat dari sejarah revolusi di Perancis, Rusia, maupun Cina. Dari sejarah kita dapat belajar bahwa tanpa revolusi, dinamika masyarakat berjalan lamban tanpa adanya loncatan listrik dalam membangun peradaban baru baik dalam ekonomi, sosial budaya, hukum dan sains tek.

Bagi masyarakat dengan tatanan dan sistem politik yang mapan, revolusi berlangsung pada tataran kebudayaan san sainstek, sedangkan pada masyarakat dengan tatanan politik yang carut-marut revolusi menjadi satu hal yang kompleks dan beresiko tinggi.

Revolusi bagai pisau bermata dua, satu sisi menimbulkan kekerasan dan memakan anaknya sendiri, sedangkan di sisi lain menimbulkan loncatan peradaban yang lebih tinggi. Tapi sebenarnya yang menjadi persoalan adalah apa yang terjadi setelah revolusi dan menemukan momentumnya dengan pergantian kekuasaan? Sejarah menunjukan revolusi tidaklah mempunyai basis ideologi yang kuat dan rekonstruksi yang jelas.

Ketika kekuasaan politik jatuh, kekuasaan revolusioner cenderung membagi-bagikan kekuasaan, mereka bertikai sendiri antas sesamanya dan dengan berbagai cara berusaha mengukuhkan kekuasaanya. Sehingga kekuatan revolusioner dengan misi sucinya ternoda oleh nafsu kekuasaan.

Jika sejarah dijalankan dengan adanya creative minoryty, maka creative dalam revolusi haruslah dijiwai dengan keteladanan sosial, moral, dan intelektual yang kuat, sehingga dapat membangun tatanan olitik dan birokrasi yang efektif dan efisien, sekaligus memperkecil kecenderungan seorang penguasa memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan dirinya. Dan rakyat sebagai penyangga revolusi tidak lagi terpuruk nasibnya, miskin, bodoh, serta dibodoh-bodohi seperti habis manis sepah dibuang. 

PUASA, BUDAYA, DAN JATI DIRI BANGSA

Juli 13, 2014
Bulan Ramadhan bulan suci penuh rahmat, berkah dan ampunan. Seorang yang bertaqwa pasti merindukan kehadiran bulan suci ini karena kedatangannya memberi peluang dalam melakukan ibadah untuk kembali pada sumber spiritualitasnya yang tidak pernah kering sebagai penemuan jati diri dan kembali ke fitrahnya.

Tahap spiritualitas yang tinggi dicapai dengan pendisiplinan diri selama satu bulan penuh dengan menahan hawa nafsu, melatih jiwa menahan dorongan-dorongan darah dan dagingnya, tidak berbuat dan berkata yang dapat menyakitkan orang lain, serta memperbanyak dzikir dan meingkatkan amal kebajikan.

Pada dasarnya puasa telah diajarkan lebih sebelum islam datang, dan diajarkan di semua agama serta telah menjadi fenomena universal yang hanya berbeda cara pelaksanaan dan waktunya saja antara agama satu dan yang lainnya, tapi memiliki makna yang sama sebagai pendekatan diri kepada Tuhan nya.

Agama-agama Romawi misalnya telah menganggap puasa sebagi cara untuk mencari petunjuk Tuhan. Bangsa Mesir kuno melakukan puasa dari anggur dan daging untuk menerima dan menterjemahkan apa yang mereka anggap wahyu. Agama Hindu melaksanakan puasa pada saat hari raya nyepi, dengan tidak melakukan segala aktifitas keduniawian. Bangsa cina klasik berpuasa untuk mengawali sebuah pengorbanan, kepercayaan Taoisme berpuasa untuk menuju jalan ke-tao-an. Konfusianisme berpuasa untuk memuja nenek moyangnya. Agama Kristen melakukan puasa sbelum hari raya paskah (Mircea Eliasa, The Encyclopedia of Religion). Bahkan di jawa sebelum agama datang dikenal puasa kejawen sebagai cara untuk mendapatkan ilmu tertentu.

Garut Eksotisme Alam, Gadis, Dan Swis Van Java

Juli 12, 2014
adu ketangkasan domba garut
Garut tiba-tiba saja Go Internasional. Tak ayal, gara-gara nikah singkat Aceng Fikri, sang Bupatilah yang membuat Garut menjadi begitu terkenal. Aceng Fikri telah menggegerkan Indonesia bahkan juga masuk dalam Koran luar negeri The Guardian.

Terlepas dari itu semua, rasanya tidak adil jika popularitas Garut hanya disangkutpautkan oleh kasus Aceng Fikri belaka. Garut sudah terkenal sejak jaman colonial Belanda dengan eksotisme alamnya. Siapapun yang berkunjung ke Garut, akan dininabobokan oleh keindahan dan keasrian alam setempat. Oleh karena itu wajar jika para meneer Belanda menjuluki Garut sebagai SWISS VAN JAVA.

Keasrian Garut tidak bisa dibandingkan dengan keindahan alam Bandung yang sama dikelilingi oleh Gunung. Garut di kelilingi oleh gunung-gunung dan beberapa diantaranya adalah gunung vulkanik aktif seperi Papandayan, Gunung Guntur, dan Talaga Bodas yang memberi kesuburan dengan tanah dan air panas melimpah. Cipanas merupakan sentra wisata air panas yang banyak dikunjungi wisatawan local, regional, nasional ataupun mancanegara. Dan kini sedang berkembang wisata alam dan air panas Darajat yang memiliki keeksotisan tersendiri bagi para pengunjungnya. Hamparan pertanian yang luas menjadi pemandangan yang seksi bagi para pengunjung. Ia seksi tanpa polesan apapun. Wajar jika yang berkunjung ke Garut, walaupun bukan kota besar seperti Bandung, tetapi selalu memberikan pujian, tentu tidak berlebihan.

Bukan hanya pertanian sayuran yang melimpah, namun juga perkebunan teh yang hampir tumbuh di setiap dataran tinggi. Perkebunan kopi, karet, coklat yang dibalut dengan kabut.
Gambar tema oleh Sookhee Lee. Diberdayakan oleh Blogger.