URANG SUNDA Bag.2

Oktober 24, 2014


Setelah dalam tulisan sebelumnya mengulas karakteristik Urang Sunda melalui tokoh-tokoh sastra seperti si Kabayan, Sangkuriang dan lain sebagainya, kini bagaiamana sebetulnya karakteristik Urang Sunda itu jika dilihat dari tokoh-tokoh sejarah yang memang berasal dari tatar sunda. Walaupun dalam riwayat hidup mereka yang berredar di masyarakat terdapat hal-hal yang diragukan kebenarannya karena tidak dapat ditentukan apakah benar secara historis ataukah hanya imajinasi cerita sejarah itu saja, namun ada bukti-bukti sejarah yang menjadi saksi bahwa mereka memang pernah hidup di dunia nyata, maksudnya walaupun ada riwayat-riwayat mereka yang tidak didukung bukti sejarah, namun sebagian besar lainnya adalah fakta sejarah. 

Dewi Sartika

Dalam Ensikloped Umum disebutkan bahwa Dewi Sartika adalah “Raden Ajeng Kartininya Jawa Barat” maka sudah barang tentu jasa—jasa Dewi Sartika terhadap bangsanya sudah diakui secara resmi. Dia diangkat sebagai pahlawan nasional dan dianggap sebagai pelopor pendidikan wanita. Akan tetapi penyebutan Dewi Sartika sebagai Kartini nya Jawa Barat sudah barang tentu itu melecehkan. Meskipun sama-sama bercita-cita hendal memajukan wanita pribumi namun R.A Kartini dan Raden Dewi Sartika berangkat dari titik yang berbeda dan menggunakan sarana yang berbeda pula. 

Diploma Teknik Elektro UGM, Contoh Sederhana Dari Sistem Manufakturisasi Pendidikan

Oktober 19, 2014


sumber: kontinum.org

Dengan memahami universitas dalam kapitalisme kognitif tempat berpautnya kepentingan industri dan negara,  maka kita harus membangun strategi dan taktik yang relevan dengan karakternya.
Dalam kapitalisme, kampus adalah korporasi pada industri pendidikan. Salah satu kesamaannya tampak dari begitu kerasnya birokrasi universitas menormalkan dan menjinakan kehidupan kampus  untuk meredam perlawanan dan protes-protes. Selain untuk mendisiplinkan dan menutupi segala bentuk kejahatan birokrasi kampus, represi dan kekerasan akademik juga bertujuan memastikan pengintegrasian universitas ke dalam konfigurasi ekonomi global.

Dengan melihat posisinya dalam konfigurasi ekonomi kontemporer, universitas mesti dipahami secara radikal. Tentu pemahaman yang umum dipercayai yakni pendidikan adalah sarana pencerahan, pengembangan dan peningkatan kwalitas masyarakat, sudah menjadi mitos belaka. Sementara analisis lain bahwa universitas sebagai pabrik yang menghasilakan (calon) pekerja untuk memproduksi relasi kerja upahan dalam masyarakat industri, mesti diradikalisir kembali.

Gambar tema oleh Sookhee Lee. Diberdayakan oleh Blogger.